Jangan pernah menyepelekan kata-kata yang keluar dari mulut. Karena meskipun hanya berupa kata-kata, tetap saja ada makna dan kekuatan yang terkandung di dalamnya. Jika kata-kata itu dikeluarkan dengan tidak tepat, maka kekuatannya akan mendatangkan malapetaka. Dalam Islam, Rasulullah melarang umatnya mengatakan kata “seandainya”. Sebaiknya jangan menganggap remeh kata-kata itu, karena perkataan “seandainya…” dapat membuka pintu setan.
Terkadang seseorang tidak tahu dan tidak sadar apa yang telah ia ucapkan. Alangkah baiknya bila seseorang tidak meremehkan kata-kata. Meskipun terdengar biasa-biasa saja, kata-kata mengandung makna dan kekuatan tersendiri. Umat Islam yang baik dilarang oleh Rasulullah mengatakan “seandainya”. Mengapa? Karena perkataan “seandainya…” membuka pintu setan.
Rasulullah telah menyampaikan sabdanya perihal menjaga ucapan lisan. Adanya larangan mengucapkan kata seandainya dikarenakan dapat mendatangkan murka Allah bila seseorang mengucapkannya. Jika seseorang menganggapnya sepele dan tetap mengucapkannya, maka hukuman yang akan ia dapatkan adalah dilempar ke dalam api neraka. Maksud dari terbukanya pintu setan karena kata-kata tersebut adalah karena terdapat unsur kesedihan dan kekecewaan yang terkandung dalam kata-kata tersebut. Tak hanya itu, kata seandainya juga mengartikan bahwa seseorang mencela dan tidak ikhlas dengan takdir Allah yang sudah ditentukan untuknya.
Dengan berkata seandainya, ia menyampaikan suatu makna bahwa apa yang sebenarnya diinginkannya tidak dapat terjadi dan terpenuhi. Selalu berandai-andai ini dan itu menunjukkan bahwa seseorang tidak memiliki kesabaran akan jalan yang ditentukan oleh Allah untuk ia jalani. Padahal, sabar adalah sesuatu yang diwajibkan dalam ajaran agama Islam, karena sabar adalah sebagian dari iman. Jadi, karena ketidaksabarannya, seseorang telah membuat dirinya sendiri menjadi tidak beriman.
Larangan kata seandainya dalam Islam juga bertujuan supaya seseorang tidak melulu mengeluhkan keadaan yang menimpanya. Lagipula, kata-kata seandainya juga tidak akan mengurangi permasalahan dan beban hidup yang sedang ia jalani. Justru malah akan mendatangkan murka Allah karena Ia melihat umat-Nya menyesali takdir yang telah digariskan untuknya. Selain itu, dengan adanya larangan berkata seandainya akan membantu seseorang untuk menghilangkan kesusahan jiwanya dengan cara selalu berserah diri pada Tuhan akan apa yang sedang ia alami.
Kata “Seandainya” yang Tercela dan Terpuji
Menurut Syeikh As-Sa-diy, perkataan seandainya terbagi menjadi dua makna, yaitu makna yang terpuji dan makna yang tercela:
• Jika kata-kata seandainya diucapkan oleh seseorang ketika ia sedang tertimpa musibah, dan ia tidak menerima musibah itu terjadi padanya maka kata seandainya yang ucapkan akan bermakna tercela. Dengan musibah yang tak dikehendakinya itu, seseorang akan selalu mempertanyakan takdirnya dengan berkata, “seandainya tidak begini, seandainya tidak begitu, seandainya ini tidak terjadi”, dan sebagainya. Perkataan yang semacam inilah yang dilarang oleh Rasulullah karena terdapat makna yang tidak baik yang terkandung di dalamnya. Kata seandainya yang diucapkan dalam keadaan malang hanya akan membuka pintu sesal dan kesedihan yang tak ada habisnya.
• Namun, tidak selalu bermakna buruk. Kata-kata seandainya yang diucapkan dengan maksud dan niat hati yang baik akan diridhoi oleh Allah. Sebagai contoh, bila seseorang sedang berandai-andai, seandainya ia mempunya harta dan berkah yang berkelimpahan, ia berniat untuk membagi harta dan berkahnya bagi saudara-saudara atau kaum-kaum yang berkekurangan. Dengan niat yang baik, maka angan-angan tersebut akan dikabulkan oleh Allah SWT.
Mengingat sabda Rasulullah bahwa perkataan “seandainya…” membuka pintu setan, maka sebagai umat muslim yang taat, sebaiknya dengan tulus dan ikhlas hati dalam menerima takdir yang sudah Allah tentukan. Supaya dengan begitu, insyaAllah Tuhan akan meluruskan jalan hidup kita.
Sumber: kumpulanmisteri
Ini Akibatnya Jika Kita Selalu Mengucapkan "Seandainya"
Reviewed by Akses Rupiah
on
Maret 17, 2016
Rating:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar